Rasanya
seperti kena tampar setelah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa
kritikan itu tidak membangun malah hanya akan menekan perasaan orang yang
dikritik “Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai
hati ~ Amsal 15 : 4”. Langsung deh aku minta ampun sama Tuhan Yesus karena
sebelumnya aku sudah mengkritik teman-teman muda/I di gereja atas
ketidakpedulian mereka. Awalnya aku berpikir bahwa aku hanya ingin menyadarkan
mereka dengan kesalahannya tapi ternyata yang aku lakukan itu salah karena sesungguhnya
TIDAK ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN.
Lidah
memang ga bertulang tapi lidah punya peranan penting dan jika kita tidak bisa
mengendalikannya, maka yang keluar hanyalah perkataan yang sia-sia bahkan
menyakiti orang lain. Tapi itu juga tidak luput dari yang namanya HATI dan
PIKIRAN karena apa yang ada didalam hati atau pikiran kita maka akan keluar
melalui lidah. Aku jadi ingat ‘Teori Teko’, teko hanya akan mengeluarkan isi
yang ada dalam teko tersebut, artinya saat kita mengeluarkan perkataan maka
itulah yang ada dihati dan pikiran kita. Saat hati kita sedang tidak tenang
karena emosi, berdoa dan berusahalah untuk tenang dan jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).
Tuhan
Yesus sendiri adalah teladan yang penuh kasih dan Dia tentu menghendaki kita
untuk menuturkan perkataan yang baik untuk membangun supaya yang mendengarnya
beroleh kasih karunia (Efesus 4 : 29) dan bukannya perkataan yang
menghancurkan. Dan sebagai anak-anakNya Tuhan Yesus kita kudu/patut/wajib
menjaga dan mengekang lidah kita sebab dalam Yakobus 1:26 tertulis “Jikalau ada
seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia
menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya”.