Senin, 30 Maret 2015

Mengekang Lidah


        Rasanya seperti kena tampar setelah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa kritikan itu tidak membangun malah hanya akan menekan perasaan orang yang dikritik “Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati ~ Amsal 15 : 4”. Langsung deh aku minta ampun sama Tuhan Yesus karena sebelumnya aku sudah mengkritik teman-teman muda/I di gereja atas ketidakpedulian mereka. Awalnya aku berpikir bahwa aku hanya ingin menyadarkan mereka dengan kesalahannya tapi ternyata yang aku lakukan itu salah karena sesungguhnya TIDAK ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN.

        Lidah memang ga bertulang tapi lidah punya peranan penting dan jika kita tidak bisa mengendalikannya, maka yang keluar hanyalah perkataan yang sia-sia bahkan menyakiti orang lain. Tapi itu juga tidak luput dari yang namanya HATI dan PIKIRAN karena apa yang ada didalam hati atau pikiran kita maka akan keluar melalui lidah. Aku jadi ingat ‘Teori Teko’, teko hanya akan mengeluarkan isi yang ada dalam teko tersebut, artinya saat kita mengeluarkan perkataan maka itulah yang ada dihati dan pikiran kita. Saat hati kita sedang tidak tenang karena emosi, berdoa dan berusahalah untuk tenang dan jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).

          Tuhan Yesus sendiri adalah teladan yang penuh kasih dan Dia tentu menghendaki kita untuk menuturkan perkataan yang baik untuk membangun supaya yang mendengarnya beroleh kasih karunia (Efesus 4 : 29) dan bukannya perkataan yang menghancurkan. Dan sebagai anak-anakNya Tuhan Yesus kita kudu/patut/wajib menjaga dan mengekang lidah kita sebab dalam Yakobus 1:26 tertulis “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya”.

            Sebenarnya artikel ini dibuat untuk introspeksi diriku sendiri karena aku ga mau dong ibadah yang aku jalani selama ini dan pelayanan yang kesana-kesini menjadi sia-sia bukannya menyenangkan hati Tuhan. Dan aku juga ga mau menjadi orang yang menyakiti dan menghancurkan perasaan orang lain dengan kritikanku yang ternyata tidak membangun.